Warung Kopi atau warung makan sederhana senantiasa menjadi pelengkap tobong ludrukan. Ada warung yang memang selalu mengikuti di mana pun kelompok Ludruk Suromenggolo sedang nobong. Boyongan ke desa mana pun, maka warung tersebut juga ikut boyongan bersama perkumpulan ludruk. Sebaliknya ada pula warung yang ikut buka di tobongan ludruk sekali itu saja karena dekat dengan tempat tinggal pemiliknya. Warung tidak mengikuti ke mana rombongan ludruk boyongan tobong.
Sebenarnya tidak ada menu spesial layaknya menu cafe pada warung-warung di tobongan ludruk. Seduhan kopi hitam atau teh panas menjadi menu utama bersama camilan sederhana kacang goreng, gorengan tempe tahu, atau indomi rebus atau goreng. Bagi yang gemar seduhan kopi sachetan aneka merek atau sachetan energi drink semacam pocari sweat, ekstra joss, kuku bima, aneka minuman bersoda juga ada.
Ngopi atau ngeteh sembari menikmati aneka camilan seadanya memang menjadi pelengkap menonton pertunjukan ludruk. Ngopi atau ngeteh juga menjadi media perantara terjalinnya obrolan. Entah obrolan serius, obrolan iseng, atau barangkali obrolan ngalor-ngidul penghilang penat menjalani kehidupan.
0 komentar:
Posting Komentar