tobong

Tobong atau Gedung Pertunjukan


Tobong
atau gedhong adalah istilah untuk sebuah tempat di mana seni pertunjukan ludruk itu diselenggarakan. Tobong atau gedhong barangkali dalam seni pertunjukan modern serupa dengan apa yang disebut theatre hall
Istilah gedhong atau gedung pertunjukan tidak berarti gedung pertunjukan ludruk itu berupa bangunan permanen dengan material mahal dan mewah. 

Hampir seluruh material untuk pembuatan tobong atau gedhong adalah material bangunan sederhana, bersifat sementara, serta mudah dibongkar-pasang. Mengapa? Karena pentas tobongan tidak pernah menetap di suatu tempat. Rombongan ludruk akan memindahkan tobongnya pada saatnya mesti berpindah tempat. Seng, bambu, papan kayu, papan triplek atau gedhek (dinding bambu) adalah material pokok untuk pembuatan tobong ludruk.

Istilah tobong atau gedhong ini tentu tidak cocok untuk kelompok ludruk yang pentas secara teropan atau tanggapan. Bagi kelompok teropan tidak perlu membuat tobong atau gedhong, karena panggung pertunjukan dan peralatannya pada umumnya telah disediakan oleh pengundang pentas atau disebut penanggap. Namun, ada pula perkumpulan ludruk yang melayani tanggapan pentas komplit berikut dengan segala peralatan panggung, gamelan, sound system, dan aneka pendukung lainnya. 

Dalam dunia ludruk, tobong atau gedhong selain sebagai gedung pertunjukan juga menjadi pusat dari aktivitas keseharian para anggota kesenian ludruk sehari-hari. Ini karena tobong atau gedung sekaligus menjadi tempat tinggal atau bisalah disebut asrama selama rombongan ludruk tetap menyelenggarakan pentas di suatu tempat. 

Apa alasan utama para anggota ludruk tinggal sekaligus di tobong? Jelas karena praktis dan ekonomis daripada setiap hari pulang ke rumahnya masing-masing. Apabila mengontrak rumah di sekitar gedung pertunjukan pun mesti membutuhkan pengeluaran biaya yang tidak sedikit.

Suasana meriah tentu dapat dijumpai di tobong atau gedhong. Tobong menjadi asrama tempat tinggal sehari-hari. Tobong menjadi tempat di mana mereka beristirahat tidur, dan segala aktivitas lainnya di luar pentas di panggung. 

Tobong juga menjadi tempat berusaha atau berkarya sehari-hari di siang hari. Tobong menjadi tempat bagi para anggota ludruk untuk berusaha mencukupi hidup diluar dari seni pertunjukan. Contohnya: membuka warung seperti: jasa jahitan pakaian, pangkalan dagang makanan keliling, dan lain-lainnya.

Keunikan suasana juga ada di tobong. Ada anggota ludruk yang membawa peralatan lengkap dari peralatan dapur sampai radio, televisi, kipas angin. Ada anggota ludruk yang beternak ayam di area tobong. Bahkan ada anggota ludruk yang memelihara hewan piaraan, seperti: burung piaraan, kucing, dan anjing.

Ludruk Suromenggolo adalah ludruk tobong. Keberlangsungan pentas setiap malam di tobong benar-benar menjadi sumber penghidupan perkumpulan ludruk dan para personil anggotanya. Tidak ada pentas karena cuaca hujan atau karena ada halangan merupakan hal yang sangat tidak diharapkan.

Sesekali Ludruk Suromenggolo mendapatkan tanggapan atau pentas teropan dari warga yang punya hajatan. Bagi perkumpulan Ludruk Suromenggolo, pentas teropan dipandang sebagai bonus berkah yang melengkapinya sebagai kelompok pekerja seni tobongan.

About Ludruk Suromenggolo

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.